A. PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPIANAN
Pemimpin adalah orang yang mendorong dan menggerakan orang
lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Fungsi penting sebab bagaimanapun juga baiknya perencanaan,
tertibnya organisasi dan tepetnya penempatan orang dalam organisasi, belum
bearti menjamin geraknya organisasi menuju sasaran dan tujuannya. Untuk itu
diperlukan kecakapan, keuletan, pengalaman dan kesabaran.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengerakkan orang lain guna
mencapai tujuan tertentu disebut kepemimpinan atau sering disebut juga
leadership. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen dan
lebih dari itu adalah menentukan keberhasilan administrasi.
Ini berarti bahwa kepemimpinan akan menentukan tercapainya
tujuan atau tidaknya suatu tujuan organisasi.
Dalam menggerakan orang lain kita perlu dan harus ingat pada
empat faktor berikut :
1. Kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha
mencapai tujuan.
2. Komunikasi, yaitu cara
dan media menyampaikan pesan.
3. Instruksi, yaitu perintah atau petunjuk
kerja yang jelas, tegas, terarah, jelas bagaimana jalan peleksanaanya dll.
4. Fasilitas, yaitu
kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi mudah di laksanakan.
B. TIPE KEPEMIMPINAN
Secara ilmiah orang membedakan tipe kepemipinan sebagai
berikut :
a. Kepemimpinan Pribadi ( Personal
Leadership )
b. Kepemimpinan Non Pribadi ( Non
Personal Leadership )
c. Kepemimpinan Otoriter
d. Kepemimpinan yang Demokratis
e. Kepemimpinan
Paternalitis/Kebapakan
f. Kepemimpinan Laissez Faire (
Bebas apa maunya )
g. Kepemimpinan Militer
Untuk dapat melaksanakan tigasnya, seorang pemimpin harus
memiliki dua aspek yaitu :
a. Aspek internal, yaitu pemimpan
harus mengetahui keadaan organisasi, gerak dan tujuannya.
b. Aspek eksternal, yaitu pemimpin
harus mengatahui perkembangan organisasi lainnya serta mengetahui perkembangan
situasi masyarakat di luar oarganisasi.
C. SIFAT KEPEMIMPINAN
Sifat-sifat yang baik selalu ditutut oleh seorang pemimpin
agar selalu dapat memberikan kepemimpanannya. Sifat-sifat itu adalah sebagai
berikut :
Kelebihan rohaniah atau akhlak.
Kelebihan jasmani.
Kelebihan penggunaan nalar ( rasio )
Dalam Gerkan Pramuka terutama suatu satuan karya pramuka
sifat pemimpin itu secara singkat disebut :
Seorang pemimpin adalah aorang yang dapat memipin dan dapat
dipimpin.
Seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh teldan bagi
anggotanya dalam sikap, ketrampilan, perkataan dan perbutan atau singkatnya
pemimpin harus mengunakan sistem among.
D. ASAS KEPEMIMPINAN
Menurut Bapak Presiden Soeharto yang menyinggung
kepemimpinan berdasar Pancasila maka asas kepemimpinan terdiri dari :
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Inga ngarso sun tulodho.
Ing madya mangun karso.
Tut wuri handayani.
Waspodo purbo waseso.
Prasja.
Setya.
Ambeg paramo arta
Hemat.
Sifat terbuka.
Pewarisan/ahli generasi.
E. TUGAS PEMIMPIN
Seorang pemimpin mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
Mengantarkan atau mengarahkan.
Mengetuai.
Mempelopori atau merintis.
Memberi petunjuk, nasehat dan petuah.
Memberi bimbingan.
Membina untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
anggotanya.
Menggerakkan.
F. TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Dalam Gerakan Pramuka pembinaan kepemimpinan di rahkan pada
membentuk pemimpin yang bertanggung jawab kepada :
Diri sendiri,
Keluarga,
Masyarakat,
Bangsa dan negara,
Tuhan Yanga Maha Esa.
Pelaksanaan kepemimpinan dalam Gerakan Pramuka ini lebih
banyak dilakukan dengan praktik dan memberi contoh oleh para pemimpinnya,
disamping memberi motivasi.
G. PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan ini dalam Gerakan Pramuka penerapannya
berdasarkan sistem among atau kepemimpinan pamong, yaitu Inga Ngarso Sun
Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Pembinaan Pramuka SIAGA lebih menitik beratkan pada Inga
Ngarso Sun Tulodho di samping Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
Pembinaan Pramuka PENGGALANG lebih menitik beratkan pada Ing
Madya Mangun Karso di samping yaitu Inga Ngarso Sun Tulodho dan Tut Wuri Handayani.
Pembinaan Pramuka PENEGAK DAN PENDEGA lebih mrnitik
beratkan pada Tu Wuri Handayani, di samping Inga Ngarso Sun Tulodho, dan Ing
Madya Mangun Karso.
Pramuka SIAGA dilatih menjadi pemimpin barung, Pramuka
PENGGALANG dilatih menjadi pemimpin regu dan Pramuka PENEGAK dan PANDEGA
menjadi pemimpin sangga atau racana. Dengan demikian kepemimpinan dalam Gerakan
Pramuka lebih menitik beratkan pada penanaman kesadaran dan keyakinan serta
tanggung jawab yang dibebankan pada seorang pemimpin.
H. MENGENAL LINGKUNGAN
Sebagai seorang pemimpin harus mengenal perubahan
lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan hidup. sebagai pemimin
suatau organisasi kita perlu memperhatikan masyarakat di lingkungannya. Usaha
Gerakan Pramuka di Indonesia dalam hal menanggulangai pengaruh positif itu
adalah dengan memperkuat keyakinan beragama, mental dan moral, disampng memberi
kegiatan dan kesibukan yang berpengaruh positif bagi dirinya.
Tidak kurang pula pentingnya bagi kehidupan
masyarakat, yaitu masalah lingkungan hidup di Indonesia yang terdiri atas
beribu-ribu pulau yang penuh hutan, yang berisi barbagai macam tanaman dan
binatang, kini mengalami kekhawatiran akan punahnya berbagai macam tanaman dan
binatang akibat perusakan hutan. Dan tidak hanya itu perubahan iklim yang
menyebabkan Global Warming.
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan
rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen,
bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti darimanagemen.
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan
pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya
banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat
kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang
pengertian ‘kepala’menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja,
maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai
sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat
pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan
mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan
melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
1. Jenis-jenis kepemimpinan
Sepanjang perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya
pemimpin-pemimpin dalam berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 4 jenis kepemimpinan:
Kepemimpinan di bidang rohaniah
Kepemimpinan di bidang politik
Kepemimpinan di bidang militer, dan
Kepemimpinan di bidang managerial
Adapun yang menjadi pokok dalam pembahasan masalah ini
adalah jenis kepemimpinan yang terakhir atau kepemimpinan di bidang manajerial
khususnya dalam kepemimpinan yang berada dalam ruang lingkup bidang seni
pertunjukan.
Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
2. Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya
kemampuan seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk
mencapai tujuan.
- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat
menjadi pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di
kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata,
Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan – kerajaan hindu dan islam di Indonesia.
Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat
menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang
pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi
pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya
diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi
masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat
saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan
melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya
kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih
sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia.
3. Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin,
diantaranya adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau
orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat
memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan
suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi
politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya.
Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu
yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta,
seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih
tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan
kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
2. Para anggota memilih beberapa calon pemimpin, dan
kemudian atasan memilih salah satu diantaranya.
4. Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan :
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka
menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:
-Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung
mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh
pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai
detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang
memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya
jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak
langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah
ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab.
Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena
segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.
Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa
kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan
orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan
semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
-Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima
dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan,
melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat
-Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah
kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati.
Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih
bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Karismatis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang
amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar
biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut.
Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, dan J.F.Kennedy. Kepemimpinan
tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi
dan hukum-hukum yang berlaku.
Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek
internal dan aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang
pemimpin.
- Aspek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke
arah masalah masalah ketata-lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan,
dan tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
1. Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus
menyeluruh.
2. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat,
tepat, dan tegas.
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada
bawahan dilaksanakan dengan baik.
4. Hubungan dengan bawahan harus terbina baik sehingga
mudah mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.
- Aspek eksternal atau aspek politik, adalah pandangan
seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk melihat perkembangan
situasi masyarakat
5. Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang
yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang
lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang
dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau
tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan
kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan
sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli,
pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu.
Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan
dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :
-Kelebihan dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan
tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan
tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat
memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya
tujuan.
-Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang
memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
-Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang
pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari – hari
yang baik terutama ditujukan kepada orang – orang yang dipimpinnya.
Terry menyebutkan adanya 3 buah syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
-Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan
rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
-Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak
mudah marah dan putus asa.
-Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi
dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan
dalam setiap kesulitan yang dihadapinya. Adapun beberapa kecakapan/kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
1. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu
menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
2. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide,
pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan
mudah mengambil intisari pembicaraan.
3. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru
yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan
yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
4. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak
orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan
kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan
sukarela untuk mencapai tujuan.
5. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui dengan
jelas azas dan tujuan dari organisasi tersebut. Mampu merencanakan,
mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan
lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik
kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.
Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan
falsafah Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama
dan beriman teguh
2. Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan
yang baik di hadapan anak buah.
3. Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah
semangat di tengah-tengah masyarakat (anak buah).
4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan
mendorong dari belakang kepada anak buah.
5. Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani
mengoreksi anak buah.
6. Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana
yang harus didahulukan.
7. Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan
tidak berlebih-lebihan
8. Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan
terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.
9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi
penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar
penting.
10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan,
dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan
untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada
generasi muda guna meneruskan roda kepemimpinannya.
N. Perilaku Pemimpin
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.
2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.
2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.
Menurut Larry C. Spears (1995), mengacu pada pemikiran Greenleaf, terdapat
karakteristik seorang pemimpin maupun calon pemimpin yang ditunjukkan dari
sikap dan perilaku pemimpin tersebut, yang dipaparkkan pada list berikut :
1. Kesediaan untuk
menyimak ( Listening)
Biasanya seorang pemimpin dinilai
berdasarkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan mengambil keputusan. Kemampuan
ini juga penting bagi pemimpin yang melayani, pemimpin ini perlu dikuatkan
dengan komitmen yang kuat untuk mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh.
Pemimpin yang melayani mencoba untuk mengidentifikasikan keinginan dari sebuah
kelompok dan membantu mengklasifikasikan keinginan tersebut, dengan cara
menyimak.
2. Kuat dalam Empati
(Empathy)
Pemimpin yang melayani berusaha untuk
mengerti dan berempati dengan oranglain. Manusia perlu untuk merasa diterima
dan diakui atas semangat mereka yang khusus dan unik.
3. Melakukan pemulihan-pemulihan
(Healing)
Salah satu kekuatan terbesar seorang
pemimpin yang melayani adalah kemampuannya untuk melakukan pemulihan
bagi dirnya sendiri maupun orang lain.
4. Penyadaran/peningkatan
kesadaran (awareness)
Kesadarran umum, dan terrutama kesadaran
diri, memperkuat pemimpin yang melayani. Kesadaran juga membangtu seseorang
dalam memahami persoalan yang berhubungan dengan etika dan nilai.
5. Memiliki sifat
persuasive (Persuation)
Karakteristik lain dari pemimpin yang
melayani adalah mengandalkan persuasi dalam pengambilan keputusan, bukan posisi
sebagai otoritas. Pemimpin ynag melayani mencoba untuk meyakinkan
oranng lain, bukan memaksa oranglain untukk patuh.
6. Mampu membuat konsep
(conceptualization)
Pemimpin yang melayani mengembangkan
kemampuannya untuk “memimpikan hal-hal besar”. Kemampuan untuk melihat
permasalahan (atau sebuah organisasi) dari perspektif konseptualisasi berarti
bahwa seseorang harus berfikir melebihi realitas sehari-hari. Pemimpin yang
melayani menyeimbangkan antara pemikiran konseptual dengan pendekatan dengan
focus harian.
7. Mampu membuat
perkiraan yang tepat (Foresight)
Foresight adalah sebuah karakteristik
yang memungkinkan pemimpin yang melayani untuk memahami pelajaran dari masa
lalu, realitas saat ini dan kemungkinan konsekuensi dari sebuah keputusan untuk
masa depan. Hal ini juga berakar di dalam pikiran intuitif.
8. Penata layanannya
baik (stewardship)
PeterBlock (dalam Spears
2004) telah mendefinisikan stewardship sebagai “memegang sesuatu yang dipercayakan
kepadanya oleh oranglain”. Pemimpin yang melayani, seperti stewardship,
mengasumsikan komitmen utama untuk melayani kebutuhan orang lain. Hal ini juga
menekankan pada pengguna keterbukaan dan persuasi dibandingkan dengan
pengadilan.
9. Memiliki komitmen
untuk menghasilkan proses pembelajaran (commitment to the growth of people)
Pemimpin yang melayani percaya bahwa
orang lain mempunyai nilai intrinsic melebihi konstribusi nyata mereka sebagai
karyawan atau pekerja. Sebagai hasilnya, pemimpin yang melayani berkomitmen
secara mendalam pada pengembangan dari masing-masing dan setiap individu dalam
institusi. Pemimpin yang melayani menyadari tanggung jawab yang luar biasa
untuk melakukan semua hal yamg memungkinkan untuk membantu pembelajaran sumberdaya
manusia.
10. Serius dalam upaya
pembentukan dan pengembangan komunitas (building community)
Pemimpin yang melayani merasakan bahwa banyak hal yang telah hilang dalam
sejarah manusia belakangan ini sebagai hasil dari pergeseran dari komunitas
local menjadi institusi besar sebagai pembentuk utama dalam hidup manusia. Hal
ini menyebabkan pemimpin yang melayani uuntuk mencoba mmengidentifikasikan
beberapa sarana untuk membangun kamunitas di antara mereka yang bekerja di
institusi tersebut.
Kepemimpinan adalah sebuah
keputusan dan lebih merupakan hasil dari prooses perubahan karakter atau
transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau
gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi
kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh,
ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika kkeberaniannya mendorong perubahan dalam
organisasinya, pada saat itulah seseorang
lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan
yang diberikan dari luar,
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam siri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Empat Kriteria
Pemimpin Sejati yaitu:
1. Visioner, yaitu punya
tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan
hidup Anda adalah poros hidup Anda, Andy Stanley dalam bukunya visioneering,
mmelihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan
berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah
kepemimpinan.
2. Sukses bersama, yaitu
membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya, pemimpin sejati
bekanlah mencari keuntungan atau sukses hanya bagi dirinya sendiri, namun ia
tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang
dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3. Mau Terus Menerus
Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continous), yaitu banyak hal yang harus
dipelajari oleh seorang pemimpin jika ia ma uterus survive sebagai pemimpin dan
dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain
ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman diri dan orang-orang lain adalah
penting bagi seorang pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan
bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para pemimpin akan
mendorong skill kepemimpinan akan mengingat.
4. Mempersiapkan calon-calon pemimpin masa
depan, yaitu pemimpin sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan
melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin
saja, namun lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan
pemimpin baerikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang
apapun dalam berbagai aspek kkehidupan ini, seorang pemimpin Sejati pasti
dikatakan sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.
Ciri Pemimpin Sejati:
1. Integritas
Melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang anda katakana akan anda lakukan.
Integritas membuat anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain
mengandalkan anda. Intregitas adalah penepatan janji-janji anda. Satu hal yang
membuat sebagian besar orang enggan menggikuti anda adalah bila mereka tak
sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka kepada tujuan yang anda
janjikan.
2. Optimisme
Tak ada orng yang mau menjadi pengikut anda bila anda memandang suram masa
depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa mmelihat masa
depan dan memberitahukan pada mereka bahwa didepan sana terbentang tempat yang
lebih baik dan mereka dapat mencapai tempat itu.
3. Menyukai Perubahan
Pemimpin adalah mreka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan
mreka bersedia untuk memicu adanya perubahan itu. Sedangkat pengikut lebih suka
untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di
balik perubahan dan mengkomunikasinya dengan para pengikut mereka. Jika anda
tidak berubah, anda takkan berkembang.
4. Berani Menghadapi
Resiko
Kebanyakan orang
menghindari resiko. Padahal, kapanpun kita mencoba sesuatu yang baru, kita
harus siap menghadapi rediko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian
dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin menghitung resiko dan
keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut
mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.
Teori-
teori Kepemimpinan
1. Teori
Genetis
Seorang pemimpin akan menjadi
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat- bakat kepemimpinan. Teori ini
berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan (leaders are born). Dalam keadaan
yang bagaimanapun seorang ditempatkan, karena ia telah ditakdirkan menjadi
pemimpin, satu kali kelak ia akan muncul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong kepada pandangan yang
fatalistis dan deterministis
2. Teori
Sosial
Merupakan kebalikan inti teori
genetis. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dibentuk dan ditempa (leaders
are made). Teori ini menganut paham egalitarianistik, oleh karenanya para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang
bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori
Ekologis
Karena kedua teori diatas tidak
seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi kepada kedua teori
tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis, yang pada intinya
berarti bahwa seorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia
pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Bakat- bakat itu
kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman
yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah
dimiliki itu.
0 komentar:
Posting Komentar