Rabu, 01 April 2015

Penerapan Manajemen Pengetahuan pada PT.PLN Persero Ranting Malili dalam Rangka Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik Masyarakat Modern

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan, informasi, data yang handal, riset dan analisisnya serta berorientasi ke depan merupakan suatu hal yang mutlak bagi perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Karena semakin banyaknya jumlah perusahaan yang berdiri saat ini, maka pengetahuan menjadi kunci utama dalam perusahaan yang menjadi intelektual kapital bagi perusahaan. Pengelolaan terhadap pengetahuan yang dimiliki perusahaan sangat diperlukan agar dapat melakukan pembelajaran dan mendukung pekerjaan, menghasilkan nilai baru bagi perusahaan serta meningkatkan produktivitas kerja.
Pembelajaran pada  suatu perusahaan dirasakan sangat signifikan dalam pengembangan organisasi atau perusahaan tersebut dalam usaha untuk menghasilkan kompetensi yang tinggi guna meningkatkan produktivitas kerja. Untuk menciptakan suatu organisasi pembelajar yang meningkatkan produktivitas kerja, diperlukan knowledge worker yang dapat bekerja dengan berpikir secara sistematik. Knowledge worker dituntut untuk berusaha mencari pola terbaik dalam menghadapi sebuah permasalahan, dan tidak terpaku pada pola lama.
Disini selalu ada kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan, informasi, data yang  handal, riset dan analisisnya, serta berorientasi ke depan agar dapat menjawab permasalahan yang ada.
Masalah yang muncul dari knowledge yang ada didalam perusahaan adalah sebagian besar knowledge yang ada di dalam perusahaan sulit untuk disimpan oleh perusahaan secara umum. Hal ini disebabkan knowledge-knowledge tersebut sebagian masih bersifat individual (intelectual asset) dan bukan milik perusahaan. Masalah lain yang pada umunya terjadi adalah banyak kendala yang ditemui dalam proses pengidentifikasian knowledge yang ada dalam perusahaan.
Pengelolaan terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi sangat diperlukan agar dapat melakukan pembelajaran dan mendukung pekerjaan. Knowledge Management sendiri merupakan suatu wadah penyimpanan knowledge yang akan diterapkan pada bagian tersebut. Adapun tujuan dari penerapan knowledge management ini adalah untuk lebih mengefektifkan dan meningkatkan kinerja karyawan didalam perusahaan, yang diyakini akan membawa dampak pada peningkatan kualitas perusahaan. Penerapan knowledge management diharapkan dapat membantu perusahaan didalam mendokumentasikan masalah-masalah yang terjadi didalam perusahaan. Selain itu, perusahaan juga berharap agar setiap knowledge yang dimiliki oleh individu-individu didalam perusahaan dapat teridentifikasi, tersimpan dan terkelola dengan baik didalam perusahaan, sehingga knowledge yang ada tersebut dapat dikembangkan dan digunakan perusahaan untuk terus berkembang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas maka dianggap perlu untuk menyusun rumusan masalah dalam penulisan ini:
1.      Apa landasan teori dari manajemen pegetahuan berdasarkan konsep Devenport(1998)?
2.      Bagaimana strategi manajemen pengetahuan di PT.PLN Persero Ranting Malili Kab.Luwu Timur,Sulawesi Selatan?
3.      Bagaimana analisis pemanfaatan manajemen pengetahuan pada perusahaan PT.PLN Persero Ranting Malili?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan ini adalah:
1.      Mengetahui teori manajemen pengetahuan berdasarkan konsep Devenport.
2.      Mengetahui strategi manajemen pengetahuan di PT.PLN Persero Ranting Malili.
3.      Menganalisis pemanfaatan manajemen pengetahuan pada perusahaan PT.PLN Persero Ranting Malili.



PEMBAHASAN
A.    Konsep manajemen pegetahuan  menurut Davenport dan Prusak (1998)
Davenport dan Prusak (1998) memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation, consequences, connections dan conversation. (Pengertian pengetahuan menurut Davenport dan Prusak adalah knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the minds of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines, processes, practices and norms). Davenport dan Prusak mengatakan bahwa pengetahuan adalah campuran fluida dibingkai pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman-pengalaman baru dan informasi. Itu berasal dan diterapkan dalam pikiran seseorang. Dalam organisasi, sering kali menjadi tertanam bukan hanya dalam dokumen atau repositori tetapi juga dalam organisasi rutinitas, proses, praktik dan norma-norma.
Sumber kekuatan internal organisasi yang tidak mungkin diadaptasi oleh kompetitor adalah knowledge management. Pengetahuan tertanam disetiap individu dan masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda satu sama lain. Para pesaing tidak mungkin meniru pengetahuan yang dipunyai oleh perusahaan. Sebagai aset yang berharga bagi perusahaan sebaiknya organisasi mengelola manajemen pengetahuan yang baik. Studi yang dilakukan Davenport et. al. (1998) mengidentifikasi empat langkah yang perlu dilakukan organisasi agar KM menjadi sumberdaya strategik.

1.      Pengetahuan dapat disimpan
Data, informasi, maupun pengetahuan dapat disimpan dalam bentuk dokumentasi agar mudah ditelusuri bila dibutuhkan. Bagi pengetahuan yang sifatnya tacit, sebaiknya diartikulasikan menjadi explicit knowledge. Pengetahuan yang dapat disimpan memudahkan organisasi untuk menelusurinya dan memanfaatkan di setiap kesempatan.
2.      Pengetahuan mudah diakses
Setiap anggota organisasi mempunyai aloes yang sama terhadap knowledge base organisasi. Agar proses aksessibilitas dan transfer mudah dilakukan antar anggota, organisasi perlu memfasilitasi dengan memanfaatkan teknologi misalnya video conference, jaringan internet dan intranet, telepon, dan faksimili. Banyak organisasi mempunyai ruang perpustakaan sehingga anggotanya mudah mengakses pengetahuan-pengetahuan terbaru melalui literatur. Organisasi memfasilitasi juga dengan aturan dan prosedur yang memudahkan setiap orang dapat mengakses pihak-pihak dan anggota organisasi lain yang mempunyai pengetahuan.
3.      Peningkatan pengetahuan didukung oleh organisasi
Lingkungan eksternal berubah dengan cepat akibatnya organisasi harus senantiasa beradaptasi. Kemampuan organisasi untuk beradaptasi perlu dukungan pengingkatan pengetahuan. Organisasi perlu menciptakan lingkungan yang mampu mempercepat peningkatan pengetahuan. Temuan Davenport et al. (1998) mengungkapkan perlunya sentralisasi struktur organisasi, dan perubahan budaya kerja yang mendukung kreatifitas anggota organisasi. Hal konkrit yang bisa dilakukan perusahaan yaitu dengan memberikan penghargaan bagi anggota organisasi yang menyumbangkan pengetahuan kepada knowledge base organsiasi. Penghargaan yang diterima dapat berupa peningkatan kompensasi maupun promosi pangkat/jabatan.
4.      Mengelola pengetahuan sebagai aset.
Dalam organisasi, aset dapat berbentuk barang berwujud maupun barang berwujud. Organisasi berfokus kepada dua aset tersebut. Pengetahuan, merupakan aset tidak berwujud, harus diperlakukan sebagai aset berwujud yaitu dapat diukur. Skyrme dan Amidon (1998) mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge) dapat diukur dengan menggunakan balanced scorecard. Dimensi innovation dan learning dalam balanced scorecard merupakan proses aktivitas knowledge management. Meskipun ada debat dalam pengukurannya, Skyrme dan Amidon (1998) menyakini bahwa dimensi innovation dan learning mempunyai potensi untuk mengukur pengetahuan sebagai aset.

B.     Strategi Knowledge Management di lingkungan kerja PT.PLN Persero Ranting Malili
Strategi KM yang diterapkan oleh PLN, bagaamana proses Sosialisai di dukung dengan progam FGD dan pemanfaatan portal KM, pada proses internalisasi (eksplisit ke tacit) disini terjadi proses pembutan dokumen, daam data yang diperoleh diketehaui bahwa pengetehaun yang besiat Explisit tidak hanya berbentuk textual tapi juga berbentuk visual,audio dan dengan menggunakan portal KM yang telah ada pengetahuan – pengetahuan tersebut dibentuk juga dan e-learning,dari proses internalisasi ini juga diharapkan PLN dapat membentuk sebuah pusat inovasi. Pada proses eksternalisasi menghasilkan sebuah peraturan yang berupa SOP, dan praktek kerja yang sesuai dalam proses ini juga terjadi sebuah pemebelajaran menganai pengetahuan yang teah di dapat dari proses sharing. Pada proses kombinasi didapat sebuah pembentukan perpustakaan, taxonomy dari setiap wilayah di PLNm dimana taxonomy mengamabarkan tentang geografis,tipe konten,produk,entitas,dan hak akses.
Portal Knowledge Management System (KMS) yang beralamat dk http://kmdev/ (intranet) merupakan salah satu wahana untuk mempermudah & mempercepat proses berbagi pengetahuan, keahlian, pengalaman dan kolaborasi antar pegawai menuju pada pegawai yang sadar pengetahuan (knowledge workers). Manfaat portal KMS adalah sebagai berikut:

-          Mempermudah proses berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing) dengan mengunggah (Upload) konten pada Knowledge Repository.
-          Mempermudah pegawai dalam mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan atau pengetahuan yang menjadi minat/ketertarikannya dengan mencari dan mengunduh (download) dari Knowledge Repository atau dari Wiki yang dapat diperkaya oleh semua pegawai sehingga dapat menjadi semacam kamus bagi pengetahuan yang ada dalam portal KMS.
-          Mempermudah pencarian pegawai untuk diminta sharing pengalaman, diajak berdiskusi tentang suatu pengetahuan atau kolaborasi beberapa keahlian. Karena pegawai dapat mempublikasikan informasi tentang minat, pengetahuan, keahlian, pengalaman dan tanggungjawabnya di perusahaan dalam halaman My site.
-          Mempermudah penyampaian pendapat dan pemikiran melalui Mysite Blog
-          Menjalin jejaring dan mendiskusikan suatu topik melalui CoP Online

Guna mendukung penrapan knowledge management di lingkungan PLN Ranting Malili dibentuk sebuah unit khusus di bawah bagaian SDM yang bertugas untuk dapat mengkover dan mengelola pengetahuan yang ada di lingkungan PLN Ranting Malili, dalam unit ini ada seorang operator yang bertugas mengelola pengetahuan yang telah terdokumentasi.

Distribusi pengtahuan
Table 1. Distribusi pengetahuan
Kategori
Dimensi/indicator
Frekuensi
Proposi
Pelayanan costumer
Hasil survey pelanggan, Penangan keluhan pelanggan, , sosialisi ke masyarakat.
9
11,25 %
Teknik
Permaslahan tentang distribusi listrik,P2TL,pemeliharan gardu induk,
36
45%
Strategi pengambangan perusahaan
Hasil Inovasi, strategi pemenangan perang padam, penerapan WCS di setiap UPJ
7
8,75%
Pengembangan Karyawan
Hasil seminar , hasil laporan kunjungan kerja, penataran,pelatihan kerja
11
12,75%
Management Infrastructure
Manajeman arsip, pembentukan SOP, budaya kerja,
9
11,25%

Dari table diatas dapat diketahui bagaiman distribusi pengetahaun yang ada dan apa saja jenis – jenis pengetahuan yang ada pada PLN Ranting Malili. Katergori – kategori yang ditunjukan oleh table diatas ditentukan dari pengkelompokan pengetahuan yang ada pada portal knowledge management yang dapat diakses pada http//KMDEV/ yang merupakan portal intarnet yag hanya dapat diakses di lingkungan PT PLN.
Table diatas menujukan jumlah pengetahuan yang ada pada PLN Ranting Malili, dimana pengetahuan terbesar ada pada pengetahuan yang bersifat teknik dengan proposi sebesar 45%,pengetahuan ini meliputi tentang P2TL,distribusi listrik,distribusi listrik,dan pemeliharan gardu induk. Dan Pengetahuan mengenai pengembangan karyawan di mana pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang meliputi hasil seminar,diklat,kunjungan kerja dan pelatian kerja berjumlah 12,75%, penngetahuan mengenai pelayanan customers yang meliputi keluhan pelanggan,survey pelangga,pendaftaran pemaangan listrik baru berjumlah 11,25%,pengetahuan mengenai Management Infrastructure dimana pengetahun ini meliputi tentang manajeman arsip, pembuatan SOP, dan tentang budaya kerja berjumlah 11,25%, pengetahuan tentang hasil laporan keuangan,penilaian pegawai dan laporan tahuan berjumlah 10% dan pengetahuan tentang pengembangan perusahaan di mana pengtahuan ini meliputi pengembangan inovasi berjumlah 8,75%.
Besarnya pengatahuan yang besifat teknis di pengaruhi dengan fungsi dari APJ,dimana APJ berfungsi sebagai bagaian langsung menangai masalah teknis yang ada di lapangan.
C.     Analisis Pemanfaatan Manajemen Pengetahuan dilinkungan PT.PLN Persero Ranting Malili
Dari penjelasan dan data yang telah di dapat dari bagaimana strategi KM yang di terapkan oleh PLN Ranting Malili dan bagaiman pengetahuan yang tersedia pada Ranting Malili dapat dilakuakn analisis SWOT sebagai berikut :
Strength ( kekuatan ) :
Dari data yang di dapat dapat di analisi bahwa yang menjadi kekuatan di PLN Ranting Malili adalah tidak terjadinya gap, disini dapt di buktikan atara pengtehaun inti yang dibutuhkan oleh PLN Ranting Malili dan persedian pengetahuan yang tersedia (dapat dilihat pada table 3.1) dengan tidak adanya gap memugkinkan PLN Ranting Malili untuk dapat memenuhi segala pengeatahuan guna mendukung tujuan terbentuknya KM di lingkungan PLN Ranting Malili dan tujuan dari perusahaan sendiri, terdapat ide akan inovasi bagi perusahaan hal ini di ketahuai dari dokumen yang ada di lingkungan PLN Ranting Malili tentang inovasi yang mugkin bias di lakuakn oleh PLN Ranting Malili pengetahun tentang hala ini sendiri sebasar 8,75%,
Weaknes (kelemahan) :
Dari data yang di peroleh dapat di analisa bahwa yang menjadi kelemahan PLN Ranting Malili adalh terjadinya proses duplikasi pengetahuan diman hal ini dapat di lihat pada table 3.2. dengan adanya duplikasi pengetahun ini dapat menyebabkan terhabatnya proses inovasi perusahaan, serta pengetahuan yang tersipan menjadi homogen atau pada stau tipe pengetahuan. Hal ini akan menajdi acaman besar jika tarsus terjadi dan semain besar karena akan dapat meghambat strategi dari pegembangan dan tujuan dari perusahaan. Kurang bekejanya UNIT pengangan KM disini dapat dilihat dari hasil observasi dan data yang diperoleh unit KM kurang bekerja sebagaimana mestinya dan terkesan untuk pelengkap saja, hal ini tentu akan sangat merugikan perusahaan karena peruhaan akan mengeluarkan agaran untuk menggaji karyawan pada unit ini sementara unit ini tidak bekerja seagaimana mestinya.
Opportunity (Peluang) :
Dengan pengembanga portal keluahan pelanggan memungkin PLN Ranting Malili dapat dengan cepat mengetahui keluhan pelngaggan serta dapat memaksimalkan system pelayanan pelanggan, hal ini juga didukung dengan perkembang ITC saat ini dimana dunia mya atau internet menjadi semacam dunia sendiri yang sangat ramai, tersedinya pengetahuan tentang permaslahan teknik sebesar 45% menjadi PLN akan kuat untuk dsapat memengakan perang padam jilid 2 yang dimana ini merupakan slah satu tujuan dari PLN Ranting Malili di tahun 2012.
Treat (ancaman) :
Penggunan system portal pengetahuan menjadi sebuah ancaman tersendiri karena system ini hanya dapat diakses pada lingkungan PLN Ranting Malili dan kebanyakan di akses di akir semester untuk dapat memenuh penilai pegawai yang dilakaukan, untuk memenuhi sistem penilaian sehingga hal ini memungkian tidak digunakan pengetahuan yang ada di portal KM pdahal pengegunaan pengetahuan akan dapat membantu proses pengembangan inovasi perusahaan untuk dapat mencapai tujuan KM dan tujuan dari PLN Ranting Malili  sendiri untuk dapat mengelahkan TNB Malaysia.


PENUTUP
KESIMPULAN
Guna dapat menciptakan inovasi – inovasi PLN telah mengambangakan bebarapa tool seprti website KM, unit khusus yang menangani KM serta menarpkan budaya sharing pada seluruh unit jaringan. Dimana dengan merepakan ini PLN mencoba membaut sutau budaya baru yaitu budaya pembelajaran .
Dengan target di tahun 20016 PLN bertekad menjadi perusahaan yang berbasis pada pembelajaran, untuk dapat mencapai itu PLN juga mempunyai progam – progam yang nantinya akan di dukung dari penerapaan KM di lingkngan PLN Ranting Malili. Progam – progam tersebut adalah WCS atau world class service guna mensuksekan progam tersbut di tahun 2012 ini PLN bertekad untuk dapat memenegkan perang padam jilid 2 dan mengalahkan TNB Malaysia. Kegiatan –kegiatan yang telah disebutkan diatas merupakan salah satu dari rangkaian progam PLN Ranting Malili guna memaksimalkan WCS dan mendapatkan ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 ini memandakan bahwa suatu perusahaan atau cabang daru perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan internsional dalam hal penjaminan mutu produk atau jasa yang dihasilkan. ISO 9001 merupakan standar kerja yang diterapkan pada sistem organisasi yang anantinya akan membawa pada perencanaan kerja yang lebih matang dan selalu termonitor. Untu mencapai ISO ini PLN Ranting Malili juga harus melkasanakan prosedur dengan mendokumentasikan instruksi kerja yang ada disesuaikan dengan standar manajemen mutu ISO 9001:2008. Dengan terdokumentasinya sistem kerja maka dibutuhkan suatu rangkaian proses dari knowledge management poin ke 2, Rantai Nilai Manajemen Pengetahuan itu terdiri dari :
1.      Exchange of Tacit Knowledge (Pemerolehan Pengetahuan), adalah dengan cara organisasi mengembangkan jaringan online agar karyawan dapat berkomunikasi dengan supervisor / manajer.
2.      Conversion from Tacit Knowledge to Explicit Knowledge (Penyimpanan Pengetahuan), adalah mengubah data ke dalam bentuk digital, berdasarkan kerangka kerja yang telah disusun, dengan bentuk akhir sebuah database yang solid.
3.      Combination of Explicit Knowledge (Penyebaran Pengetahuan), dilakukan dengan menggunakan search engine, untuk mencari dokumen informasi yang tersimpan dalam database online.
4.      Conversion from Explicit knowledge to Tacit Knowledge (Penerapan Pengetahuan), upaya yang dilakukan oleh perusahaan agar pengetahuan yang telah terdokumentasi dengan baik tersebut bermanfaat bagi Supervisor dan Manajer.

REKOMENDASI
Sebenarnya ada hal yang menarik yang perlu dikembangkan oleh PLN Ranting Malili untuk mengembangkan Knowledge Management yang mampu membantu PLN Ranting Malili tersebut untuk cepat meraih ISO, yakni dengan menerapkan program PENA PLN yang digagas oleh PLN Pusat beberapa waktu lalu, program ini membantu penerapan tacit to explicit yang bisa diwujudkan lewat program pelatihan menulis, Professional Writing Skills Workshop. Program ini bertujuan mengatasi hambatan mental dan teknik menulis, membiasakan diri menulis untuk free writing dan fast writing, serta mengeksplorasi ide sehingga produktif untuk menulis. Walaupun ada kendala, program ini memerlukan narasumber yang mampu memberikan informasi dan informasi yang diberikan tersebut mampu dialihkan acitnya ke pengetahuan tertulis.

Disamping melakukan berbagia macam Workshop untuk menyempurnakan Knowledge Management, PLN Ranting Malili juga harus menyiapkan Knowledge Management Smart System yang akan digunakan, apakah akan menggunakan Fuzzy Logic, teknologi berbasis aturan yang dapat merepresentasikan ketidakpresisian, dan menggunakan asumsi subjective untuk nilai yang mendekati atau Neural Network, mempelajari pola dan jumlah data yang banyak dengan menyaring data, mencari hubungan, membangun model, dan mengoreksi kesalahan, secara reflek seperti pola pemrosesan pada otak manusia. Sepertinya yang lebih cocok adalah sistem neural network, karena PLN Ranting Malili memiliki jumlah data yang banyak dan melakukan berbagai karakteristik yang sesuai dengan Neural Network System

0 komentar:

Posting Komentar